Renungan Suci di Sebuah TOILET

inspirasi memang ada dimana-mana, kali ini saya malah menemukan inspirasi SUCI ini di Toilet..

haha tapi tak apalah, faktanya inspirasi memang sering saya dapat sembari duduk manis menunggu produksi keju selesai :p

Kali ini terlintas dipikiran dan benak saya mengenai korelasi konsep The Secret dan karma Phala, The Secret? pasti hampir semua mengetahuinya, salah satu buku paling populer di abad ini yang mengungkap rahasia hidup terbesar. Ya Rahasia Besar! Saya yakin secara sadar atau tidak sadar rahasia besar itu sudah kita laksanakan setiap saat.

Sedangkan, Konsep Karma Phala adalah salah satu konsep suci dalam ajaran agama Hindu yang menjelaskan bahwa setiap perbuatan akan menuai hasil yang setimpal.

Lalu apa hubungannya??

mari kita kupas lebih dalam, dalam penerapan konsep karma phala. Orang kebanyakan menginterpretasikan konsep karma phala ini secara negatif. Ya, orang menganggap bbahwa karma phala itu sesuatu balasan atau Hukuman atas perbuatan yang buruk. Tak bisa dipungkiri, saat kita diperlakukan buruk oleh orang lain, kita sering mengucap ataupun sekedar memuaskan emosi kita dengan kata "Hukum karma berlaku, dia (yang berbuat jahat) pasti akan mendapat balasan yang setimpal!" itulah faktanya, karma phala sering diinterpretasikan dengan sesuatu yang negatif. Disamping itu mengenai balasan "setimpal", pengertian setimpal disini juga menjadi kabur. kabur dalam artian bahwa apakah perlakuan yang kita terima akan dibalas dengan perlakuan yang sama atau setimpal dalam artian sesuai ekspektasi kita. Bingung? Kita mudahkan dengan analogi. dalam akuntansi, modal adalah jumlah nominal mata uang yang kita keluarkan untuk memperoleh suatu aset, jadi disini ada sesuatu yang pasti mengenai jumlah modal yang dikeluarkan. Namun faktanya apakah demikian? Tidak! Untuk memperoleh suatu aset, kita tidak hanya sekedar mengorbankan materi semata, tapi kita juga berkorban waktu, tenaga, dan kesempatan. sebenarnya lebih besar yang kita keluarkan dari apa yang kita tafsir dalam nominal-nominal. Disini saya menganalogikan Modal dengan karma, dan Aset  dengan Phala. Secara sadar kita berbuat sesuatu, namun ukuran perbuatan itu tentang apa yang kita pikirkan dengan ukuran sebenarnya jauh lebih besar yang sebenarnya. misalkan kita mencedrai seseorang, secara jelas kita memberikan luka pada kaki orang tersebut. lalu apa sebesar itu ukuran perbuatan yang kita lakukan? Tidak. Itu hanya apa yang terlihat, kita jarang memikirkan, bagaimana seandainya saya tidak mencedrai kaki itu, mungkin saat ini ia telah bisa pergi ke Paris atau ia telah bisa bertemu Klien penting bagi perkembangan bisnisnya. disini ada suatu kesempatan yang hilang dari orang yang kita lukai. lalu apakah Tuhan akan membalas dengan melukai kaki kita? "oooo tidak bisaaa." Mungkin itu jawaban Tuhan seandainya Ia bisa berbicara secara nyata pada kita. Kita akan mendapat balasan yang lebih besar lagi sebesar apa yang orang lain derita. ini lah yang saya maksud dengan setimpal.

kemudian dalam Buku The Secret karya Rhonda Byrne, kita mengetahui Rahasia Besar dalam kehidupan. Apa anda sudah bisa menerkanya? Ya rahasia itu tidak lain dan tidak bukan adalah "The Law of Attraction". Lalu apakah itu dan apa isinya? Bagaimana itu bisa menjadi rahasia terbesar? law of attraction atau dalam bahasa kita Hukum Tarik menarik. Konsep ini sungguh luar biasa, sebenarnya ini adalah bukan rahasia karena setiap orang telah melakukannya setiap saat. hanya saja kita tidak menyadari itu. Dalam Hukum ini, suatu kemiripan akan menarik kemiripan-kemiripan lain yang lebih besar. Kita seolah sebagai Magnet dan pikiran kita memiliki suatu frekuensi-frekuensi, pikiran-pikiran itu dipancarkan ke semesta dan secara magnetis pikiran akan menarik hal serupa yang berada di frekuensi yang sama. Segala sesuatu yang dikirim keluar akan kembali kesumbernya yaitu ANDA. Dan pikiran-pikiran itu akan menjadi sesuatu yang lebih besar. Meski dalam konsep ini kita dianjurkan untuk "berfikir apa yang kita inginkan" bukan "apa yang tidak kita inginkan" (menekankan pada suatu proses BERFIKIR), tetapi dalam kenyataan pikiran-pikiran itu kita wujudkan dalam suatu tindakan-tindakan yang sinergis. Jadi jika kita melakukan sesuatu yang baik, maka perlakuan yang lebih baik akan kita terima, secara gampang dapat digambarkan seperti itu.

Jadi Jelas disini, bahwa sebenarnya apa yang diungkap oleh Rhonda Byrne sebenarnya sudah kita kenal dalam konsep Karma Phala. hanya saja orang salah dalam menerapkannya dengan menginterpretasikan Karma Phala itu secara negatif, meskipun itu memang tetap berlaku. Lalu dengan mengetahui fakta ini Kenapa kita tidak berfikir lebih positif? bagaimana kalau interpretasi yang negatif itu kita ubah ke interpretasi yang positif? sebagai ilustrasi, kita "medana punia" dalam suatu Pura, meskipun nominalnya tak seberapa, tapi sebenarnya manfaat yang diberikan jauh lebih besar dari sekedar angka yang tertera. disinilah kita gunakan konsep karma phala itu, sebesar manfaat yang diberikan nominal Rp 1000,- itu diperoleh buah/balasan/phala yang setimpal yang tentu saja tidak sekecil nominal yang tertera itu. atau dalam hal lain kita memberikan sekedar perban kepada orang yang terluka, nilainya tak seberapa namun manfaat yang diberikan pada orang yang terluka itu jauh lebih besar, dan tentu saja Hukum Karma Pahala tetap berlaku bukan? Saya kembalikan pada pendapat Anda yang membaca coretan-coretan ini!

Itulah pemikiran kecil di sebuah TOILET yang berkembang menjadi sesuatu yang jauh-jauh lebih bermakna. Dan Hukum itu berlaku Universal, hanya saja saya yakin dalam keyakinan lainnya hanya  sekedar berbeda nama dan cara penyampaiannya. Sebenarnya, Tak ada sesuatu yang sia-sia, karena hukum karma phala atau hukum tarik menarik selalu bekerja. Mari kita melihat sesuatu dari hal yang positifnya, tidak ada kata sia-sia. setiap perbuatan akan menuai hasil yang setimpal yang diberikan oleh Tuhan YME. 

Oke time for Bed, Good Night semuanya. Semoga mimpi Indah :)